Islamophobia telah menjadi isu yang semakin menggejala baik secara sosial maupun politik di Amerika dewasa ini. Komentar terbaru mantan kandidat Wapres dari Partai republik, Sarah Palin di dunia maya misalnya, menunjukkan kecenderungan tersebut.
Sarah Palin terang-terangan membela Franklin Graham, pendeta Kristen terkenal yang sangat anti Islam karena tidak diundang dalam acara doa yang diselenggarakan Pentagon. Beberapa pejabat Pentagon keberatan mengundang tokoh kontroversial ini karena komentar-komentarnya yang menghina kalangan Muslim. Pihak pentagon sepakat bahwa pandangan Graham penuh prasangka dan bertentangan dengan pandangan AS yang toleran dan menjunjung pluralisme.
Graham pernah melabeli Islam sebagai “agama setan, jahat dan penuh kekerasan.” Dalam komentarnya di 2001, Graham menyebutkan orang Muslim akan membunuhi orang-orang yang tidak berdosa dan menindas wanita atas nama agama. Pandangannya tidak pelak telah meningkatkan gejala Islamophobia disepanjang satu dekade silam. Palin dalam status Facebook-nya menyatakan bahwa komentar Graham adalah bahasa agama yang tepat dan ditujukan kepada kelompok radikal yang membunuh orang yang tidak berdosa atas nama agama sehingga setiap penentangan atas pernyataan Graham tidak lebih dari pelurusan politik yang ekstrim. Palin mengecam keputusan Pentagon yang membatalkan undangan tersebut. Pandangan Palin sendiri setidaknya merepresentasikan fakta bahwa Islamophobia masih menjadi fenomena biasa di kalangan masyarakat Barat.
Studi yang meneliti pelbagai pemuatan artikel di pers Barat menunjukkan bahwa sudut pandang Muslim masih belum terepresentasikan secara memadai dan kebanyakan penggambaran isu yang berkaitan dengan mereka masih dalam sudut pandang negatif. Pandangan tentang Islam dan kelompok Muslim dicitrakan sebagai ancaman bagi nilai dan keamanan Barat. Permusuhan terhadap Islam dan kalangan Muslim direpresentasikan dengan penggambaran mereka sebagai kelompok barbar, irasional, primitif dan bersifat seksis. Selama pandangan tersebut masih eksis maka Islamophobia dipastikan akan tetap berlangsung.
Oleh karena itu, muncul pandangan untuk meningkatkan partisipasi kalangan Muslim di media massa dan dunia politik. Beberapa kelompok Muslim telah didirikan dan didesain untuk memonitor pemberitaan di media serta menjalin upaya dialog dengan pelbagai organisasi media.
Namun seiring munculnya komentar mantan kandidat Wapres yang berencana maju dalam bursa pemilihan Presiden mendatang, tak pelak upaya restorasi harus sepuluh kali lipat dilakukan.
0 Komentar
Posting Komentar
Silahkan mengisi komentar dan masukan yang konstruktif dibawah ini: