Game Over, Saudara Gadaffi

Diposting oleh Ahmad Dzakirin On 09.00


*Sami Moubayed
Muammar Gadaffi dikabarkan mengalami depresi berat ketika sekutu kuatnya, Saddam Hussein dijatuhkan AS di 2003. Dia kemudian berbalik 180 derajat. Dia menjadi lebih membuka diri. Mengundang inspektur senjata PBB  datang ke Libya dan mendekati AS yang dulu menuduh Gaddafi berada dibalik pengeboman Lockerbie. Gaddafi bersedia memenuhi tuntutan pembayaran kompensasi atas 270 keluarga korban senilai 2,7 milyar.

Hal yang sama tampaknya tidak akan dilakukan dirinya atas lebih 200 rakyat Libya (sejauh ini dilaporkan 2000 tewas) yang tewas dalam sepekan demonstrasi anti pemerintah. 

Jika harga nyawa satu korban Lockerbie senilai 10 juta dollar sebaliknya nyawa warganya tidak berarti sama sekali bagi dirinya sepanjang bertentangan dengan ambisinya. 

Anehnya, Gadaffi sendiri tidak cukup menyadari bahwa masa edarnya telah habis. Dia sebelumnya berkomentar bahwa kasus jatuhnya Zine Al Abidin bin Ali, sahabat dekatnya oleh revolusi rakyat di Januari tidak akan terjadi di Libya karena rakyatlah yang memimpin Libya.

Ini adalah karakter pemimpin yang dibutakan kekuasaan. Durasi kekuasaannya yang begitu lama menjadikan dia percaya dengan kisah naïf seperti itu. Dia bukan presiden Libya namun “Saudara Tua Muammar Gaddafi” dan demokrasi dijalankan rakyat dmelalui Komite Rakyat. Atau boleh jadi dia juga akan berbohong bahwa dia sudah capai dengan 42 tahun kekuasaannya. 

Gadaffi yang berusia 69 tahun juga percaya bahwa dia akan aman dengan mengadopsi scenario Mesir, yakni mendekat ke AS, menjadikan Libya sebagai sekutu strategis AS dalam pemberantasan teroris pasca 9/11, dan bebas membungkam lawan-lawan politiknya di dalam negeri.

Ratusan orang tewas dan masjid-masjid setempat sudah tidak sanggup lagi menampung korban tewas. Ribuan  pelaku kriminal dilepaskan dari penjara untuk merampok rumah-rumah penduduk.

Gaddafi juga menyewa pasukan bayaran dari Afrika untuk masuk dan membunuhi penduduk serta menggunakan semua senjata yang ada dari senapan mesin, helicopter. Meriam dan pesawat untuk membunuh para pemuda Libya. 

Dia juga mengosongkan persedian bahan bakar di Benghazi untuk mencegah para demonstran masuk ke Tripoli. Air minum diracuni dan dikhawatirkan dia menggunakan senjata kimia untuk membasmi para demonstran yang menamai diri mereka sebagai “cucu Omar al Mukhtar”.

Gadaffi tidak begitu banyak tahu bahwa dunia telah berubah sejak dia berkuasa empat dasawarsa lalu. Dia lupa bahwa aksi jalananlah yang telah membantu dia menumbangkan kekuasaan Monarki Idris II di 1969. Para pemuda demonstran yang dia bunuhi sekarang sama usianya dengan dirinya saat bertekad mengganti rejim yang berkuasa saat itu.

Karakter pemuda sejak dulu hingga kini muak dengan nepotisme, korupsi dan otokrasi. Bin Ali mencoba membungkam demonstrasi dengan kekerasan namun dia jatuh 29 hari kemudian. Husni Mubarak  hanya mampu bertahan 18 hari saja. 

Mungkin Gadaffi berpikir bahwa dia dapat mengerahkan seluruh kekuatan yang dimilikinya untuk menumpas para penentangnya dengan keji. 

Gadaffi boleh jadi berpikir bahwa setelah lolos dari pemboman AS di Libya, 1986 dimana banyak penduduk sipil tewas dan disusul sanksi di 1990-an, dia juga dapat lolos dari apapun selain itu. 

Orang ini telah bertahan sejak presiden Richard Nixon hingga sekarang dan mengalahkan lama berkuasanya 3 presiden Mesir yang dictator sekaligus. 

Gadaffi baru-baru ini menerima status “Sahabat Barat” dari mantan PM Inggris Tony Blair, Presiden Perancis Nicholas Sarkozy, PM Italia Silvio Berlusconi dan mantan Menlu AS, Condoleezza Rice.

Dia gagal mencerna bahwa persahabatannya dengan Barat tidalk berarti apa-apa jika tirai kekuasaannya sudah turun. Jiwa petualangannya –yang menolak beradaptasi dengan perubahan di abad 21- akan menjadikan dia ngotot bertahan hingga dia dikudeta militer atau rakyat yang marah menyerbu istananya –seperti kasus PM Irak Mouri al Said yang dibunuh massa di 1958.

Dia akan tetap menembaki rakyat, tidak peduli berapa korban jiwa yang jatuh dan apa opini dunia tentang dirinya hingga dirinya melarikan diri seperti Ben Aku atau mundur seperti Mubarak.


*Kepala Editor majalah Forward, Suriah

0 Komentar

Posting Komentar

Silahkan mengisi komentar dan masukan yang konstruktif dibawah ini:

Inspiring Quote of The Day: Toleransi (al Samahah) secara terminologi adalah kemurahan hati, memberi tanpa balas. Dengan kata lain toleransi berarti keramahan dan kelemahlembutan dalam segala hal dan interaksi tanpa mengharap imbalan ataupun balas jasa. Toleransi merupakan karakter dasar Islam dan telah menjadi sifat praktis-realis umat di sepanjang sejarahnya yang agung" (Muhammad Imarah)

TITLE--HERE-HERE

Recent Post

Archive

Song of The Day


Mahir Zain - Sepanjang Hidup Mp3
Mp3-Codes.com

Arsip Blog

Penikmat Blog Ini

Komentar Anda:


ShoutMix chat widget