Lebih jauh, laporan itu menyebutkan bahwa militer Israel telah memberikan kesempatan kepada sektor politik di daerah pendudukan selama empat tahun untuk melakukan penyelesaian politik menyusul Perang Juli 2006 melawan Lebanon. Namun kesempatan itu sirna. Implikasi atas keseimbangan strategis baru yang disampaikan Sekjen Hizbullah, Sayyed Hasan Nasrallah bulan lalu mulai mempengaruhi proses pembuatan keputusan di Israel.
Laporan yang disampaikan TV Israel itu menekankan bahwa Israel semakin takut untuk terlibat konfrontasi berikutnya dengan Hizbullah. Israel percaya bahwa kelompok perlawanan itu semakin kuat sehingga merubah keseimbangan di kawasan tersebut.
Laporan Israel mendiskusikan tentang apa yang digambarkannya sebagai persiapan Hizbullah untuk menghadapi konfrontasi berikutnya dengan Israel. Hizbullah disebutkan telah menempatkan sistem misil strategisnya di Bekaa dan Lebanon Utara. Misil itu dapat mengancam pusat Israel dan banyak fasilitas strategis lainnya. Pakar militer Israel, Alon Ben-David menyatakan bahwa empat tahun berlalu dan kegagalan Israel tengah terjadi.
TV Israel menunjukkan situasi di perbatasan Lebanon dan menyimpulkan bahwa Hizbullah telah menempatkan kehadirannya di perbatasan secara rahasia dengan memfokuskan kepada pengumpulan data dan mengamati hal ikhwal yang terjadi di wilayah Israel. Sebaliknya, militer Israel mengamati segala sesuatu yang terjadi di Lebanon dan melakukan kampanye besar-besaran untuk mengumpulkan data tentang Hizbullah dan posisi mereka. “Kami melihat dan merasa persiapan musuh itu dan kekuatannya semakin kokoh,” tuturnya.
Meski demikian, menurut Ben David, militer Israel telah melakukan upaya yang terbaiknya, sejak Perang Lebanon Kedua, untuk mengumpulkan data tentang Hizbullah. “Kini Israel telah memiliki banyak data kualitatif tentang Hizbullah,” belanya dengan bangga.
Sumber: Al Manar
0 Komentar
Posting Komentar
Silahkan mengisi komentar dan masukan yang konstruktif dibawah ini: