*Abdullah Boskurt
Satu hal yang pasti dalam pemilu legislatif di Turki Ahad lalu adalah adanya keinginan besar masyarakat Turki atas masa depan yang lebih baik. Satu-satunya partai yang menderita kekalahan besar adalah partai-partai nasionalis yang tidak hanya kehilangan sejumlah perolehan kursi di parlemen namun juga merosot perolehan suaranya.
Pemilih Turki tidak hanya menunjukkan fleksibilitas dukungannya atas perubahan namun juga menghukum partai-partai status quo yang menentang perubahan itu sendiri.
AKP (Partai Keadilan dan Pembangunan) memimpin Turki dengan kemenangan yang menakjubkan, menangguk perolehan suara lebih 50 persen dari total suara yang masuk. Sebuah catatan tertinggi dalam sejarah pemilu Turki. Adalah fakta bahwa AKP telah menunjukkan prestasi perubahannya dalam 9 tahun pemerintahannya dan kini akan memimpin Turki untuk ketiga kalinya. Kemenangan ini berarti pula dukungan rakyat Turki atas kebijakan pemerintahan Erdogan selama dua periode yang telah berjalan.
Partai oposisi, Partai Rakyat Republik (CHP) juga menikmati peningkatan perolehan suara dan jumlah kursi di Parlemen dibanding pemilu 2007. CHP mencoba menarik segmentasi pemilih dengan tidak mengangkat isu ideologi. Ini tentu poin bagus bagi CHP meski perolehannya jauh dibawah target suara 30 persen CHP dibawah kepemimpinan barunya. Nominasi para terdakwa rencana kudeta Ergenekon dalam jajaran calon anggota parlemen CHP telah menghalangi partai tersebut memperoleh target.
Dalam hal yang sama, para pemilih menghukum Partai Gerakan Nasionalis (MHP). Partai ini secara konsisten menolak semua seruan bagi reformasi dan perubahan. Sikap puritan MHP atas perubahan konstitusional dan posisinya yang tidak mengenal kompromi tidak menarik suara pemilih. Taktik menakut-nakuti publik atas ancaman disintegrasi kaum Kurdi di Selatan justru berbalik menghantam MHP. Sementara itu, skandal atas para pemimpinnya yang suka perempuan berdampak kepada hengkangnya para pemilih perempuan.
Calon independen yang didukung Partai Demokrasi dan Perdamaian (BDP) pro Kurdi juga menangguk basis suara yang lebih luas. Alianasi BDP pro Kurdi menjadikan dua partai pro Kurdi lainnya KADEP dan HAK-PAR mampu menarik dukungan para pemilih relijius dan lainnya. Partai ini memperoleh 35 kursi dari 15 kursi sebelumnya di 2007. Meskipun adanya aliansi tersebut, AKP masih tetap menyabet hampir separo perolehan suara di wilyah Tenggara yang menjadi basis kuat pemilih Kurdi.
Mitos ancaman “ideologis” oleh pemerintahan AKP di kantong sekuler, propinsi Barat dan Selatan tidak menunjukkan hasil. AKP sebaliknya menanguk kemenangan di Provinsi-Provinsi pantai tersebut. Di Provinsi semisal Antalya, Manisa, Aydın, Uşak, Balıkesir and Çanakkale, dimana AKP kalah dalam pemilu lokal dua tahun silam, kini justru memimpin perolehan suara. Di Izmir, kota terbesar ketiga, AKP menggoyang dominasi CHP dengan kenaikan suara 6 persen dibanding perolehan suara di 2009 sementara CHP jatuh hingga 5 persen dibandingkan hasil 2009.
Dengan pencalonan para terdakwa Ergenekon, jaringan pelaku kriminal yang berencana melakukan kudeta atas pemerintahan sah AKP, para pemilih tak segan menghukum CHP dan MHP karena membiarkan mereka maju lewat kedua partai tersebut. Kedua partai ini harus menghadapi kerepotan yang luar biasa karena mau tidak mau mengerahkan sumber daya mereka menjelaskan pencalonan tersebut kepada publik. Di Provinsi Denizli misalnya kandidat CHP yang sekaligus terdakwa Ergenekon, Ilhan Cihaner tidak berani melakukan kampanye terang-terangan di depan publik. Sementara terdakwa lainnya, Mehmet Haberal, dari CHP harus menjalankan kampanye independen di Provinsi Barat Daya Zonguldak dan terpaksa berkompetisi dengan kantor resmi CHP di provinsi tersebut.
Keputusan MHP untuk mencalonkan mantan Jenderal Engin Alan yang sedang menghadapi sidang kasus kudeta Sledgehemmer telah secara signifikan merusak citra partai sehingga berdampak kepada perolehan hasil pemilu. Sementara MHP berkampanye untuk kebebasan mengenakan jilbab yang dilarang di universitas-universitas Turki selama bertahun-tahun, alih-alih mencalonkan Alan yang dikenal reputasinya melarang pemakaian jilbab di masa lalu.
Pemilu kali ini membuktikan rakyat memilih partai-partai yang menginginkan perubahan. AKP, BDP dan beberapa hal CHP membuat lompatan dalam pemilu kali dan menang. MHP tidak dapat menunjukkan fleksibilitas dan untuk itu harus membayarnya. Kini refromasi konstitusi akan menjadi agenda utama parlemen. AKP atau partai-partai yang berupaya keras membuat perubahan akan menjadi pemenang dalam pemilu selanjutnya.
0 Komentar
Posting Komentar
Silahkan mengisi komentar dan masukan yang konstruktif dibawah ini: