Skenario Politik Luar Negeri AS Saat Krisis

Diposting oleh Ahmad Dzakirin On 09.50

*Bill Christison

Bagaimana kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah akan bergerak ditengah krisis ekonomi global. Bagaimana pula respon negara-negara Timur Tengah atas situasi tersebut. Ada pandangan umum yang kini diwarisi publik internasional bahwa Bush telah mewariskan kekacauan politik dan ekonomi dunia. Krisis ekonomi dunia diakibatkan oleh versi ekstrim kapitalisme Amerika yang rakus dalam melakukan privatisasi besar-besaran dan penghilangan peraturan yang melindungi perlindungan bagi masyarakat. 

Dalam titik minimum, ada perasaan bergembira dunia atas krisis yang tengah dihadapi AS karena ketidaksukaan mereka atas kebijakan kolonialisme AS dan dukungannya tanpa sayarat atas Israel. AS dipersalahkan atas kekacauan ekonomi dunia sekarang ini.

Ada dua skenario besar perihal bagaimana kemungkinan kebijakan AS di Timur Tengah akan bergerak. 

Skenario pertama, kebijakan Obama bergerak dalam arah yang membingungkan. Dia tidak dapat lepas dari warisan kebijakan Bush, kecuali hanya menghapus praktek penyiksaan yang dilakukan pada era Bush. Obama tetap melanjutkan kebijakan ekspansionisnya di Afghanistan dan Irak. Dalam skenario ini, Obama akan memilih berbasa-basi dengan Iran selama mungkin sembari menghindari pecahnya perang. Dia juga terus menjanjikan dukungannya atas pemerintahan sipil Pakistan namun tidak pula menentang kemungkinan kembalinya militer dalam politik sepanjang masih tetap mendukung kebijakan AS atas Afghanistan dan Iran. Meskipun AS masih tetap menjalankan kebijakan kolonialismenya namun Obama mencoba menghindari terjadinya perang besar. 

Skenario kedua, yang paling buruk skenario militer dan perang. Kebijakan ini akan sangat ditentukan bagaimana situasi politik dan ekonomi, termasuk di Timteng hingga akhir 2009. Kini Obama tengah menghadapi kesulitan ekonomi domestik yang sangat parah, bahkan lebih parh dari yang dia prediksikan disepanjang kampanye kepresidenannya. Meski demikian, dia juga menghadi problema yang tak kalah peliknya, yakni tekanan dari kalangan military-industrial complex (asosiasi kepentingan antara para industrialis senjata dan politikus) yang mendesaknya untuk memperbesar belanja militer dan mengambil kebijakan luar negeri AS yang lebih agresif. Dalam banyak hal, kebijakan ini dapat membantu memecahkan kesulitan ekonomi AS, seperti halnya dalam PD II. Terlebih, masa depan pemerintahan Israel yang bergerak kekanan yang niscaya akan didukung lobby Israel di AS. Kelompok lobby diduga akan menjadi sekutu terkuat kalangan military-industrial complex dalam mendorong kebijakan agresifnya di Timteng. 

Faktanya, Obama menjanjikan dukungan kepada AIPAC disepanjang kampanyenya dan tidak melakukan apapun untuk mencegah penjegalan kelompok lobby Yahudi itu atas Charles Freeman yang dinominasikan menjadi kepala komunitas intelejen AS karena dituduh anti Israel. Karena mayoritas pemilih di AS mendukung Israel maka setiap upaya perdamaian dan tuntutan bagi sikap yang lebih adil menjadi sia-sia dan tidak mampu menentang lobby Israel maupun military-industrial complex

Obama jelas tidak ingin menjadi pemimpin Amerika yang akan kehilangan dominasi AS atas dunia. Pada kenyataannya, tidak banyak penentangan dari banyak pemerintahan baik di Eropa, Jepang maupun mayoritas negara-negara Arab, sekalipun kebijakan luar negeri AS bertentangan dengan pandangan masyarakatnya sendiri. Namun dalam banyak hal, harus diakui opini masyarakat di negara-negara tersebut tersebut tidak berpengaruh apapun.

Jika kesimpulan demikian maka kita akan menghadapi periode yang amat berbahaya dalam sejarah dunia. Kini kita menyadari eksistensi kelompok yang menginginkan terjadinya benturan peradaban dan benar-benar mendorong berlanjutnya perang baik di Israel maupun AS sendiri. Celakanya, kelompok ini sangat kuat sekali. Jelas, korban pertamanya adalah Iran. Kita tidak mengetahui apakah Obama dapat mencegah kelompok ini menentukan masa depan politik luar negeri AS.


*Bill Christison adalah mantan pejabat senior CIA dan menjabat Direkutr CIA untuk Pusat Analisis Politik dan Regional

0 Komentar

Posting Komentar

Silahkan mengisi komentar dan masukan yang konstruktif dibawah ini:

Inspiring Quote of The Day: Toleransi (al Samahah) secara terminologi adalah kemurahan hati, memberi tanpa balas. Dengan kata lain toleransi berarti keramahan dan kelemahlembutan dalam segala hal dan interaksi tanpa mengharap imbalan ataupun balas jasa. Toleransi merupakan karakter dasar Islam dan telah menjadi sifat praktis-realis umat di sepanjang sejarahnya yang agung" (Muhammad Imarah)

TITLE--HERE-HERE

Recent Post

Archive

Song of The Day


Mahir Zain - Sepanjang Hidup Mp3
Mp3-Codes.com

Arsip Blog

Penikmat Blog Ini

Komentar Anda:


ShoutMix chat widget