*Maidhc Ó Cathail
Ditengah insiden aneh “pembom celana dalam” atas penerbangan Northwest 253, mantan kepala Keamanan Dalam Negeri, Michael Chertoff menyarankan pemindaian seluruh tubuh sebagai jawaban atas masalah keamanan penerbangan. Sejak pensiun di 2009, Chertoff mendirikan Group Chertoff, perusahaan manajemen resiko dan keamanan yang para kliennya diantaranya perusahaan pembuat pemindai tubuh. Hal yang banyak dilupakan media adalah kemungkinan konflik kepentingan dalam usulan tersebut.
Saat diwawancarai CNN, Chertoff menyatakan insiden Detroit adalah “contoh nyata pentingnya mesin itu.” Hanya satu pelajaran yang tidak dia ketahui adalah betapa tidak cakapnya perusahaan keamanan yang membiarkan seorang Muslim Nigeria dapat menyelinap Bandara Schiphol tanpa paspor.
ICTS International N.V, perusahaan keamanan Belanda yang didirikan di 19882 oleh mantan anggota dinas rahasia, Shin Bet dan El AL. Menachem Atzmon pemegang saham mayoritas ICTS pernah dituduh melakukan penipuan keuangan kampanye saat menjabat bendahara partai Likud.
Meskipun ekspansi ICTS tidak diragukan lagi karena reputasi keamanan penerbangan Israel, namun kiprah ICTS di luar negeri tidak begitu menyakinkan. Desember 2001, “pembom sepatu” Richard Reid lolos pemeriksaan di Bandara Charles de Gaulle saat hendak terbang ke Miami. Dan anak perusahaan ICTS, Huntleigh USA yang menangani keamanan di Bandara Logan, Boston juga mengalami kecolongan karena dua dari empat pembajak 9/11 berangkat dari bandara tersebut.
Menariknya, Michael Chertoff memiliki hubungan dekat dengan penerbangan Israel. Ayahnya adalah seorang rabbi Amerika yang menikah dengan Livia Eisen, seorang pramugari pesawat El Al di 1950-an. “Ada laporan bahwa dia terlibat dalam operasi Magic Carpet yang menyelundupkan Yahudi Yaman ke Israel,” tulis Jonathan Cook. “Oleh karena itu kemungkinan Livia Eisen adalah warga Negara Israel dan salah satu anggota Mossad.”
Namun tak satupun yang bertanya apakah ibunya memiliki keterkaitan dengan dinas intelejen asing selama dengar pendapat perihal pengangkatannya sebagai sekretaris Badan Kemanan Dalam Negeri di Senat, 2005. Chertoff dseiusulkan oleh senator Charles Schumer dan Joseph Lieberman, pendukung Zionis. Senat menyetujuinya dengan suara 98-0.
Ada dugaan bahwa Chertoff saat menjabat kepala divisi criminal di Departemen Kehakiman berada dibalik deportasi atas pelanggaran imigrasi oleh 200 warga Israel yang tertangkap melakukan “aktivitas mencurigakan” baik sebelum dan sesudah 9/11. menurut laporan DEA, para “mahasiswa seni” telah “bekerja di militer Israel, kebanyakannya di dinas rahasia, baik di unit penyadapan sinyal elektronik maupun penggunaan bahan peledak.” Menurut Justin Raimando, kemungkinan besarnya mereka adalah lulusan Sekolah Seninya Mossad.
11 Oktober 2001 sebulan setelah peristiwa 9/11, Senator Lieberman mengumumkan pemberlakuan UU S.1534 tentang pendirian Departemen Keamanan Dalam Negeri (Homeland Security). UU ini juga didukung oleh Senator Republik, Arlen Specter yang bukan kebetulan jika dia juga seorang Zionis aktif.
Sehari setelah 9/11, Benyamin Netanyahu kelepasan bicara dengan mengatakan bahwa kematian 3000 warga Amerika “sangat baik” buat Israel. Pembunuhan massal itu sangat baik bagi kebangkitan sector ekonomi Israel. Naomi Klein mengupas pasca 9/11 menjadi “ledakan sektor keamanan Israel.”
“Sebelum 9/11 jasa keamanan dalam negeri hampir tidak ada dalam industri, namun di akhir tahun ini, ekspor Israel dalam sector ini mencapai 1,2 milyar dollar meningkat 20 persen. Pelayanan dan produk kuncinya terletak kepada pagar berteknologi tinggi, pesawat tanpa awak, KTP Biometrik, video dan audio pengawasan, system identifikasi penumpang pesawat dan interogasi tahanan, peralatan dan teknologi yang biasanya dipakai di wilayah pendudukan.” Tutur Klein.
Dan kemudian Departemen Kemanan Dalam Negeri AS dibawa Michael Chertoff menjadi pasar paling menguntungkan bagi Israel. “Israel menebarkan minyak dan minyak itu adalah perang atas terror, yakni adanya keadaan ketakutan terus menerus sehingga menciptakan permintaan pasar dunia atas peralatan yang dapat melihat, mendengar, mencegah dan memburu terdakwa.”
Dalam upaya mengeksploitasi target secara maksimal, Israel membutuhkan orang-orang seperti Chertoff, Lieberman, Schumer dan Specter untuk kepentingan mereka. Hanya muncul pertanyaan, lantas kepentingan keamanan siapa?
*Penulis lepas untuk Sabbah Report, Antiwar.com, Dissident Voice, The Palestine Chronicle, OpEd News, Media Monitors Network dan banyak lagi media.
Sumber: Middle East Online
0 Komentar
Posting Komentar
Silahkan mengisi komentar dan masukan yang konstruktif dibawah ini: