*Ahmad Dzakirin
Sebagai event politik, meliput acara Musyawarah Nasional (Munas) atau Musyawarah Nasional (Mukernas) PKS tidaklah cukup menarik. Karena peristiwa nasional itu berlangsung tanpa dinamika, gejolak ataupun memiliki magnitude berita. Tidak ada protes para kader atau pemboikatan salah satu utusan daerah disepanjang acara. Semuanya tampak given dan telah disiapkan jauh-jauh hari. Ada proses politik namun proses itu telah diselesaikan sebelumnya dan jauh dari hiruk politik politik. Ada acara-acara terbuka yang dapat diikuti masyarakat namun juga ada acara yang tertutup dan seoenuhnya behind closed door. Karena itu, seorang Indonesianis, Greg Fealy mengeluhkan bahwa PKS masih menjalankan politik upstage dan backstage.
Dampaknya memang, tidak banyak media yang tertarik menjadikan headline dalam berita mereka atau meliput ‘live’ dalam program nasionalnya. Acara nasional yang digelar PKS tidak lebih merupakan ajang 'konsolidasi ideologis' para kader partai dan menjadi festival politik yang disetting  professional dan entertaining.
Namun sebagai sebuah event politik, acara Munas atau Mukernas sangat menarik karena dua hal. Pertama, Acara nasional itu menjadi konsolidasi ideologis bagi semua jajaran elit PKS dari pusat hingga daerah. Acara yang disiapkan secara professional ini menjadi ‘daya ungkit’ bagi konsolidasi dan mobilitas ideologis para petinggi partai yang hadir sehingga dapat mengirimkan pesan ideologi yang kuat kepada jajaran PKS di daerah. Mulai dari musik pengiring disepanjang acara, gema takbir, lighting yang ditata apik, klip-klip film tentang PKS yang menggelorakan semangat dan tidak lupa pidato politik favorit ideolog PKS dan sekaligus sebagai ketua majelis Syuro yang menggugah dan inspiratif tentang Islam dan Indonesia. (Sayangnya pesan jenial beliau tentang Islam dan Indonesia ini tidak terbuka untuk umum). Semua paket itu tak pelak menggugah dan semakin memperkuat kesadaran ideologis kader yang hadir pada satu sisi dan pada sisi lain membuka cakrawala kesadaran publik tentang PKS yang berbeda.
Kedua, peristiwa itu menjadi ajang komunikasi peradaban yang ditawarkan PKS.  PKS sejak awal menegaskan diri sebagai partai politik yang mencitakan terbentuknya masyarakat sipil Islam (Religously based civil society). Mengutip Azumardi Azra, cita-cita politik PKS adalah obyektifikasi tertinggi partai ini tentang ide keislaman dalam konteks keindonesiaan yang dapat diterima pelbagai kalangan. PKS telah memformulasikan gagasan dan ide tersebut dalam dua dokumen politik, yakni filsafat perjuangan dan platform kebijakan pembangunan partai. Kedua dokumen politik ini menjadi landasan filosofis dan praksis program dan kebijakan PKS. Mantan Menkeu, Sri Mulyani setelah membaca dokumen tersebut berkomentar bahwa PKS adalah partai politik Islam modern yang friendly market.
Apa relevansinya formulasi dokumen politik itu dalam ajang Mukernas di Yogya. Ada setidaknya dua isu utama pemilihan tempat Yogya sebagai ajang Munas dan upaya transformasi serius nilai-nilai Islam dalam konteks keindonesiaan. Yogya sebagai simbol preservasi kultural dijadikan ajang dan festival politik PKS atas upayanya yang tidak kenal henti untuk membumikan nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil alamin dalam ceruk keindonesiaan. Dalam pandangan Fealy, PKS telah melakukan serangkaian seleksi, apropriasi dan indegenisasi (pribumisasi) sehingga ajaran Islam dapat diterima masyarakat dan tersublimasi dalam praktek ketaatan masyarakat lokal. PKS secara jenial memahami Islam lebih dari sekedar adaptasi kultural Timur Tengah –sebagaimana dipahami sekelompok  umat Islam. Namun diatas itu, PKS melakukan tranformasi Islam sebagai cara pandang dunia (worldview) yang modern, komprehensif dan humanis.
Upaya-upaya tersebut sejatinya secara sosiologis telah dilakukan sejak masa era 80-an. Kelompok aktivis Islam yang terinspirasi gerakan Ikhwanul Muslimin melakukan proses transformasi dan adaptasi sosial dan kultural nilai-nilai Islam dalam kehidupan masyarakat. Di sector pendidikan-misalnya- Pelbagai lembaga pendidikan yang didirikan para kader PKS di era 90-an kini menjadi lembaga dan institusi pendidikan yang diminati masyarakat. Ribuan lembaga pendidikan yang ber-benchmark SD-SMP dan SMA-IT (Islam Terpadu) bertebaran di tanah air.  Institusi ini secara faktual telah menjadi alternatif bagi keluarga Indonesia yang memimpikan integrasi antara kecerdasan dan kesalihan. Hal yang sebelumnya hanya dimiliki lembaga-lembaga Nasrani yang diuntungkan oleh akuisisi institusi pendidikan pasca kolonialisme.
Di sektor budaya, PKS membangun generasi baru budayawan dan seniman yang kreatif namun mencintai Islam. Jaringan penulis yang tergabung dalam Forum Lingkar Pena menjadi trend setter bagi pecinta novel di Indonesia. Karya-karya mereka menjadi best seller dan sangat diminati di tanah air.  Publik Indonesia ditawari produk budaya yang menghibur namun mendidik. Gairah keislaman itu kemudian merambah dunia perfilman. Karya pertama Habiburahman dalam Ayat-Ayat Cinta menjadi box office dan dikabarkan menjadi film pertama yang mampu menggeser dominasi film-film Hollywood disepanjang sejarah perfileman Indonesia. Sejak itu, film-film serupa seperti Ketika Cinta Bertasbih dan sekuelnya bertumbuhan dan tetap menjadi box office ditanah air. Kehadiran mereka memecah imej film Indonesia yang didominasi mistik dan pornografi. PKS dikabarkan secara insitusional juga mendorong para kadernya menghadiri gedung-gedung bioskop untuk menonton film-film tersebut.
Geliat yang sama juga terjadi di dunia musik. Pelbagai kelompok musik yang lahir dari rahim gerakan dakwah ini bermunculan menawarkan pelbagai aliran musik dari yang bersifat etnik (Jawa) hingga kontemporer atau blend (campuran) dari keduanya. Pelbagai grup ini banyak eksis dalam blantika musik di Indonesia kendati diakui belum menjadi arus utama.  Setidaknya kiprah mereka mempengaruhi bangkitnya segmentasi tertentu musik-musik religi di kalangan musisi Indonesia disaat Ramadhan dan perayaan hari-hari besar Islam.
Mukernas II tampaknya disetting sebagai deklarasi dan penguatan jati diri partai sebagai kekuatan politik dan kultural asli Indonesia, yang hadir dan tumbuh di tengah masyarakat. Mereka bukannya sebagai kekuatan politik cangkokan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.  PKS hendakmerepresentasikan diri mereka sebagai tonggak kebangkitan kalangan muda Islamis yang pada satu sisi akrab dengan modernitas, mencintai budayanya sendiri. Dua hal yang menjadi pesan utama PKS dalam platform politiknya, yakni mengedepankan kekinian (kemampuan beradaptasi dengan modernitas dan kedisinian (penghormatan kepada local wisdom).
Dalam hemat saya, pelbagai acara yang disajikan sepenuhnya merefleksikan semangat tersebut. Mulai dari pentas pentas tari topeng anak-anak lereng Merapi yang memadukan unsur gamelan Jawa, shalawatan dengan gerak tari suku Indian. Pagelaran sendratari Ramayana  dalam lakon Hanoman Obong yang para penari perempuannya memakai jilbab, pagelaran sendratari yang dimaikan langsung oleh adik Sultan Hamengkubuwono X yang mengisahkan patriotisme Trunojoyo melawan Kompeni hingga operet anak-anak kader PKS yang yang kreatif, mendidik namun sarat kritik sosial. Di bagian penutupan, Ki Slamet Gundolo memainkan pagelaran wayang rumput yang simple, berupa tokoh pewayangan yang dibuat dari pilinan rumput kering dan kolaborasi tarian kontemporer dengan musik tradisional gamelan yang dikemas secara rancak dan menarik untuk membawakan pesan-pesan politik PKS.
Dan Yogyakarta menjadi tempat yang pas untuk membawa pesan Islam rahmatan lil Alamin tersebut. Jika PKS sebelumnya dikenal sebagai kelompok Islam modernism aka kini, PKS tidak canggung beradaptasi dengan kehidupan dan nilai-nilai tradisional.
Mukernas menjadi puncak transformasi nilai-nilai Islam yang moderat, penuh kasih sayang, mencintai keindahan dan membawa semangat perdamaian. Dalam sebuah kesempatan, Greg Fealy memuji pidato politik Ustadz Hilmi Aminuddin yang visioner tentang Islam dan Indonesia. Dalam pandangannya, pidato ini sekelas dengan pandangan politik para tokoh Indonesia terdahulu dan sangat penting bagi arah Indonesia di masa depan. Dalam  executive summary-nya kepada pemerintah Australia, dia berkesimpulan bahwa eksistensi PKS tidak berbahaya bagi Australia serta menyarankan pemerintah Australia berinteraksi dengan kekuatan Islamis terbesar di Indonesia ini.

0 Komentar

Posting Komentar

Silahkan mengisi komentar dan masukan yang konstruktif dibawah ini:

Inspiring Quote of The Day: Toleransi (al Samahah) secara terminologi adalah kemurahan hati, memberi tanpa balas. Dengan kata lain toleransi berarti keramahan dan kelemahlembutan dalam segala hal dan interaksi tanpa mengharap imbalan ataupun balas jasa. Toleransi merupakan karakter dasar Islam dan telah menjadi sifat praktis-realis umat di sepanjang sejarahnya yang agung" (Muhammad Imarah)

TITLE--HERE-HERE

Recent Post

Archive

Song of The Day


Mahir Zain - Sepanjang Hidup Mp3
Mp3-Codes.com

Arsip Blog

Penikmat Blog Ini

Komentar Anda:


ShoutMix chat widget