Pejabat tinggi CIA pernah mengingatkan Condolezza Rice, September 2002 bahwa tuduhan Irak sedang mencari uranium dari Nigeria tidak benar. Untuk itu, sebagai penasehat keamanan Rice harus menghentikan Bush mengutip klaim yang salah itu. Demikian bukti baru yang diungkap oleh Komite pengawasan Senat.
Meski demikian cerita palsu ini tetap diumbar Bush dalam pidato kenegaraannya di 28 Januari 2003 namun kemudian Rice beserta para pejabat Gedung Putih balik menyalahkan CIA karena gagal menginformasikan kepada mereka tentang hal itu.
Namun kepala Komite Henry Waxman membuktikan sebaliknya berdasarkan keterangan para saksi. “Lebih dari lima tahun, saya selalu menanyakan pertanyaan mendasar yang sama. Mengapa Presiden membuat statement yang salah untuk masalah yang mendasar ini, ungkapnya. “Untuk itu, saya mendapatkan bukti yang berlawanan dengan pernyataan resmi tersebut,” tambahnya.
Keterangan tersebut didapat dari Jami Miscik yang menjabat Deputi Direktur Intelejen CIA di 2002. Dia dan Rice melakukan intervensi setelah beberapa pembantu Rice di Badan Keamanan Nasional (NSC) menolak permintaan CIA untuk menanggalkan klaim uranium Niger dalam pidato kepresidenan.
Keterangan lain didapat dari John Gibson, penulis naskah di NSC bahwa ada upaya memasukkan klaim uranium Niger dalam pidato Bush atas permintaan kepala penulis naskah Gedung Putih, Michael Gerson dan Robert Joseph, pembantu senior Rice. Namun Gibson menolak klaim uranium sebagai tidak memadai untuk dimasukkan dalam pidato. CIA berupaya keras menghilangkan klaim ini dalam pidato Bush di Cincinnati, Oktober 2002.
Namun klaim ini kembali muncul dalam pidato Bush, 23 Januari 2003. Bush menyatakan “Pemerintah Inggris telah mendapati bahwa Irak sedang aktif mencari dalam jumlah besar pasokan uranium dari Afrika.” Pidato ini pula yang menjadi alasan bagi dukungan publik dan konggres atas perang di Irak.
Pasca perang, Maret 2003, mantan duta besar AS, Joseph Wilson menyatakan bahwa dia telah memimpin komisi pencari fakta ke Niger dan mendapati tuduhan itu tidak berdasar. Wilson selanjutnya menuduh bahwa pemerintah Bush “memutar balik” informasi intelejen untuk menjustifikasi perang.
Beberapa hari kemudian, Rice balik menyalahkan CIA karena klaim uranium Niger tersebut. Walhasil, George Tenet harus menanggung kesalahan itu dan mundur dari jabatannya sebagai Direktur CIA. Pengamat menilai langkah ini sebagai upaya Tenet melindungi Bush.
Sejak pengungkapan laporan Wilson, karir isterinya, Valerie Plame Wilson sebagai agen CIA berakhir. Pemerintah Bush secara sengaja membuka jati diri isterinya ke publik sebagai balasan aksi Wilson. Meskipun kemudian, Lewis Libby, kepala staf Wapres Dick Cheney divonis penjara karena tuduhan pembongkaran rahasia.
Kendati Komite intelejen senat kemudian meminta hadir untuk mendengar keterangannya namun Rice menolak untuk hadir. Dalam memo akhirnya, Waxman menyimpulkan Rice telah berbohong.
* wartawan investigative ConsortiumNews
0 Komentar
Posting Komentar
Silahkan mengisi komentar dan masukan yang konstruktif dibawah ini: