Salah satu pelajaran utama perang hizbullah versus Israel di Juli-Agustus 2006 adalah bahwa konsep perang asimetris yang dikembangkan AS di era 90-an tidak relevan lagi. Performan Hizbullah yang ditunjukkan Hizbullah selama perang membuktikan bahwa perang asimetris tidak dapat semata didefinisikan sebagai non state actor yang mengadopsi metode non tradisional (pola operasi yang berbeda) untuk melawan state actor.
33 hari berkecamuknya perang menunjukkan bahwa Hizbullah tidak hanya trampil dalam melakukan perang gerilya, namun juga cakap mengkombinasikannya dengan metode perang konvensional. Hizbullah dipandang telah meletakkan paradigma baru strategi perang kontemporer.
AS sendiri risau dengan fenomena baru ini karena dipandang potensial menjadi strategi baru non state actor dalam melawan kekuatan adidaya Amerika. Kemenangan Hizbullah dapat menjadi energi baru bagi mereka. Kekhawatiran itu sendiri dapat dilihat dikalangan para pakar strategi perang di Pentagon. Mereka seragam menyerukan perlunya reposisi militer AS atas strategi perang non konvensional ini dalam menghadapi ancaman baru ini. AS tidak menghadapi strategi non konvensional dengan menggunakan pendekatan konvensional disaat Hizbullah sendiri sukses mensintesiskan kedua pendekatan tersebut baik dalam ruang lingkup doktrin, taktik maupun persenjataannya.
33 hari berkecamuknya perang menunjukkan bahwa Hizbullah tidak hanya trampil dalam melakukan perang gerilya, namun juga cakap mengkombinasikannya dengan metode perang konvensional. Hizbullah dipandang telah meletakkan paradigma baru strategi perang kontemporer.
AS sendiri risau dengan fenomena baru ini karena dipandang potensial menjadi strategi baru non state actor dalam melawan kekuatan adidaya Amerika. Kemenangan Hizbullah dapat menjadi energi baru bagi mereka. Kekhawatiran itu sendiri dapat dilihat dikalangan para pakar strategi perang di Pentagon. Mereka seragam menyerukan perlunya reposisi militer AS atas strategi perang non konvensional ini dalam menghadapi ancaman baru ini. AS tidak menghadapi strategi non konvensional dengan menggunakan pendekatan konvensional disaat Hizbullah sendiri sukses mensintesiskan kedua pendekatan tersebut baik dalam ruang lingkup doktrin, taktik maupun persenjataannya.
Strategi dan Doktrin Hizbullah
Paradigma baru Hizbullah tidak terlepas dari peran ideolog sekaligus pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Pasca tewasnya, Imad Mughniyeh komandan perangnya yang dibom agen Israel di Damaskus, 12 Februari 2008, Nasrallah menjelaskan pergeseran paradigma dan doktrin perang Hizbullah Menurut Nasrallah, gerakan perlawanan telah memasuki proses tahapan ketiga dari “perlawanan bersenjata yang mengandalkan perlawanan rakyat secara spontan” menjadi “aksi militer bersenjata yang terorganisir.” Kini perlawanan memasuki tahap akhir, dengan “memanfaatkan madzab baru perang yang belum ada sebelumnya, yakni kombinasi peran tentara regular dengan pejuang gerilya.”, Hizbullah sukses mensintesiskan metode konvensional dengan non konvensional baik strategi, taktik, senjata maupun organisasi. Hizbullah bergerak dari sebuah kelompok perlawanan menjadi tentara perlawanan.
Dalam level strategi, gerakan Hizbullah berevolusi dari kelompok gerilya klasik yang berhasil memaksa Israel mundur dari Lebanon selatan di 2000 menjadi “kekuatan perlawanan quasi konvensional” yang mampu mencegah pasukan Israel melakukan pendudukan lagi.
Nasrallah menjelaskan perubahan radikalnya tersebut:
Dalam level strategi, gerakan Hizbullah berevolusi dari kelompok gerilya klasik yang berhasil memaksa Israel mundur dari Lebanon selatan di 2000 menjadi “kekuatan perlawanan quasi konvensional” yang mampu mencegah pasukan Israel melakukan pendudukan lagi.
Nasrallah menjelaskan perubahan radikalnya tersebut:
“Saya membedakan antara kelompok perlawanan yang berperang melawan tentara regular yang menduduki suatu wilayah dan mereka melakukan operasinya dari dalam wilayah tersebut atau sering disebut perang gerilya dengan kelompok perlawanan yang melawan agresi yang hendak mencaplok wilayah dengan mencegah mereka dari melakukan hal itu dan menimpakan kekalahan atas mereka. Kelompok perlawanan tidak lagi membebaskan wilayah itu namun mencegah agresi musuh.”
Hingga 2000, konsep perlawanan Hizbullah sejalan dengan pengertian konvensional. Kelompok pembebasan rakyat yang berjuang melawan pendudukan asing. Misi satu-satunya adalah mengusir penjajah. Namun pasca penarikan mundur tentara Israel di 2000, Hizbullah mengembangkan doktrin militernya yang difokuskan mencegah Israel menyerang Lebanon. Oleh karena itu, definisi perlawanan diperluas dengan mencakup kemampuan menghadapi invasi dan melawan ancaman pendudukan. Melalui rekonstruksi konsep perlawanan seperti ini, yakni menjalankan misi mempertahankan wilayah Lebanon dari serangan musuh, maka gerakan ini memerankan diri mereka sebagai aparat militer negara.
Penggabungan kedua strategi itu terefleksikan dalam kemampuan mereka menggunakan pelbagai jenis persenjataan dasar yang biasanya dipakai kalangan gerilyawan disamping juga sistem persenjataan modern yang sebanding dengan persenjataan yang dimiliki beberapa negara. Bukan hanya itu saja yang membentuk keunikan gerakan perlawanan itu selama perang, karena keterbatasannya, Hizbullah juga mampu mensistesiskan ketrampilan atas keduanya (penggunaan senjata dasar dan modern) secara lebih kreatif.
Misalnya, Hizbullah sukses melumpuhkan Israel utara dengan tembakan rutin roket jarak pendek Katyusha tipe kuno. Hizbullah mampu menghindari sergapan tameng anti misil Israel yang canggih. Hizbullah mampu memetik nilai strategis dari persenjataan kuno yang dimilikinya. Meski demikian, Hizbullah juga menggunakan roket artileri jarak menengah yang lebih modern sehingga mampu menghantam kota-kota besar Israel termasukTel Aviv.
Yang cukup mengejutkan, Hizbullah mampu memberikan serangan kejutan atas kapal perang Israel dengan misil anti kapal yang dipandu radar. Misil ini diduga adalah varian dari misil China C-802. Selain mengembangkan model baru yang sejenis, Hizbullah juga menggunakan misil anti tank model kuno buatan Rusia seperti AT-3 Sagger, AT-4 Spigot dan AT-5 Spandrel serta model yang lebih canggih seperti AT-14 Kornet, AT-13 Metis-M dan RPG 29. Hasilnya, Hizbullah sukses menewaskan banyak prajurit Israel, selain menghantam ratusan tank dan kendaraan tempur mereka.
Dalam perang elektronik, Hizbullah berhasil menetralisir keunggulan teknologi Israel dengan cara yang sangat sederhana. Dalam berkomunikasi, Hizbullah hanya mengandalkan sistem fiber optik darat ketimbang memanfaatkan jaringan nir kabel yang lebih canggih. Hizbullah dapat menghindari upaya pengacauan sinyal elektronik Israel. Dengan demikian, pasukan Hizbullah dapat bergerak leluasa, lepas dari pantauan peralatan elektronik Israel. Walhasil, sistem kendali komando tetap berjalan dengan baik selama perang.
Sebaliknya, Hizbullah berhasil menyusup kedalam sistem elektronik Israel dan mengumpulkan data intelejen secara canggih. Keberhasilan itu tidak terlepas dari pesawat pengintai tanpa awak Mirsad-1 yang dimilikinya. Pesawat itu mampu menembuh wilayah udara Israel di 2004 tanpa terdeteksi. Pesawat itu mampu menyadap pembicaraan telpon selular antara para tentara Israel dengan keluarganya. Hizbullah juga mampu memecah sandi komunikasi radio Israel sehingga dapat melacak pergerakan tank Israel serta memonitor laporan korban dan rute suplai.
Factor itu pula yang mendorong Israel mengembangkan Trophy System (TAPS). Sistem ini dilengkapi radar untuk melacak misil yang datang. Agustus 2009, Israel menanam alat ini dalam tank Merkava generasi terbarunya. Sebelumnya, banyak tank Israel yang menjadi korban dalam perang 2006.
Hingga 2000, konsep perlawanan Hizbullah sejalan dengan pengertian konvensional. Kelompok pembebasan rakyat yang berjuang melawan pendudukan asing. Misi satu-satunya adalah mengusir penjajah. Namun pasca penarikan mundur tentara Israel di 2000, Hizbullah mengembangkan doktrin militernya yang difokuskan mencegah Israel menyerang Lebanon. Oleh karena itu, definisi perlawanan diperluas dengan mencakup kemampuan menghadapi invasi dan melawan ancaman pendudukan. Melalui rekonstruksi konsep perlawanan seperti ini, yakni menjalankan misi mempertahankan wilayah Lebanon dari serangan musuh, maka gerakan ini memerankan diri mereka sebagai aparat militer negara.
Penggabungan kedua strategi itu terefleksikan dalam kemampuan mereka menggunakan pelbagai jenis persenjataan dasar yang biasanya dipakai kalangan gerilyawan disamping juga sistem persenjataan modern yang sebanding dengan persenjataan yang dimiliki beberapa negara. Bukan hanya itu saja yang membentuk keunikan gerakan perlawanan itu selama perang, karena keterbatasannya, Hizbullah juga mampu mensistesiskan ketrampilan atas keduanya (penggunaan senjata dasar dan modern) secara lebih kreatif.
Misalnya, Hizbullah sukses melumpuhkan Israel utara dengan tembakan rutin roket jarak pendek Katyusha tipe kuno. Hizbullah mampu menghindari sergapan tameng anti misil Israel yang canggih. Hizbullah mampu memetik nilai strategis dari persenjataan kuno yang dimilikinya. Meski demikian, Hizbullah juga menggunakan roket artileri jarak menengah yang lebih modern sehingga mampu menghantam kota-kota besar Israel termasukTel Aviv.
Yang cukup mengejutkan, Hizbullah mampu memberikan serangan kejutan atas kapal perang Israel dengan misil anti kapal yang dipandu radar. Misil ini diduga adalah varian dari misil China C-802. Selain mengembangkan model baru yang sejenis, Hizbullah juga menggunakan misil anti tank model kuno buatan Rusia seperti AT-3 Sagger, AT-4 Spigot dan AT-5 Spandrel serta model yang lebih canggih seperti AT-14 Kornet, AT-13 Metis-M dan RPG 29. Hasilnya, Hizbullah sukses menewaskan banyak prajurit Israel, selain menghantam ratusan tank dan kendaraan tempur mereka.
Dalam perang elektronik, Hizbullah berhasil menetralisir keunggulan teknologi Israel dengan cara yang sangat sederhana. Dalam berkomunikasi, Hizbullah hanya mengandalkan sistem fiber optik darat ketimbang memanfaatkan jaringan nir kabel yang lebih canggih. Hizbullah dapat menghindari upaya pengacauan sinyal elektronik Israel. Dengan demikian, pasukan Hizbullah dapat bergerak leluasa, lepas dari pantauan peralatan elektronik Israel. Walhasil, sistem kendali komando tetap berjalan dengan baik selama perang.
Sebaliknya, Hizbullah berhasil menyusup kedalam sistem elektronik Israel dan mengumpulkan data intelejen secara canggih. Keberhasilan itu tidak terlepas dari pesawat pengintai tanpa awak Mirsad-1 yang dimilikinya. Pesawat itu mampu menembuh wilayah udara Israel di 2004 tanpa terdeteksi. Pesawat itu mampu menyadap pembicaraan telpon selular antara para tentara Israel dengan keluarganya. Hizbullah juga mampu memecah sandi komunikasi radio Israel sehingga dapat melacak pergerakan tank Israel serta memonitor laporan korban dan rute suplai.
Factor itu pula yang mendorong Israel mengembangkan Trophy System (TAPS). Sistem ini dilengkapi radar untuk melacak misil yang datang. Agustus 2009, Israel menanam alat ini dalam tank Merkava generasi terbarunya. Sebelumnya, banyak tank Israel yang menjadi korban dalam perang 2006.
Pendidikan Bagi Para Pejuang
Dalam konteks organisasi, Hizbullah dicirikan dengan pasukan non regular. Sebagai gerakan yang berbasis massa, kekuatan pejuang Hizbullah terdiri dari 1000 pejuang inti yang professional dengan dibantu penduduk yang berperan sebagai pasukan cadangan. Struktur komando terdesentralisasi namun didukung dengan kerahasiaan organisasi yang sulit ditembus. Kemampuan ini didapat dari disiplin yang tinggi dan koordinasi yang ketat diantara para pejuang. Hal yang terjadi pada pasukan konvensional.
Ancaman Nasrallah untuk “memberangkatkan ribuan pejuang terlatih dan bersenjata lengkap jika Israel melakukan serangan darat” mengindikasi bahwa Hizbullah mampu merubah pasukan cadangan mereka menjadi pasukan tempur yang professional. Sebuah laporan menyebutkan bahwa Hizbullah melakukan rekrutmen besar-besaran dan pelatihan selama berbulan-bulan setelah perang 2006. Meskipun Hizbullah mengalami kesuksesan dalam perang model ini, namun Hizbullah juga melakukan evaluasi performan tempur mereka. Hizbullah mencoba mengantisipasi rencana perang berikutnya oleh Israel. Strategi dan taktik masa depan gerakan ini dihitung dengan cermat. ”Kami belajar dari pengalaman perang Juli sehingga membuat evaluasi dengan melihat titik kekuatan dan kelemahan kita maupun musuh dan kita membuat keputusan berdasarkan evaluasi tersebut,” papar Nasrallah.
Upaya yang tak kenal lelah Hizbullah untuk mempelajari kelemahan lawan telah membedakan eksistensi gerakan ini dari kekuatan manapun di kawasan ini yang pernah bertempur dengan Israel. Hizbullah telah melepaskan diri dari apa yang secara sinis disebut para orientalis sebagai “Arab minds” (daya pikir orang Arab yang rendah). Alih-alih, Hizbullah mampu mempenetrasi psikologi orang Israel dan cara berpikir militer mereka. Adapun faktor lainnya yang mendorong keberhasilan Hizbullah adalah proses evaluasi dan adaptasi berdasarkan kondisi dan kebutuhan riil, Hizbullah tidak terpaku kepada strategi militer yang kaku, sekalipun strategi tersebut pernah sukses di masa laku. Namun Hizbullah lebih memilih melakukan adaptasi terus menerus atas perubahan lingkungan politik dan militer. Kekuatan Hizbullah terletak kepada kemampuannya mengadopsi doktrin militer yang bersifat non doktrinal.
Ini berarti bahwa kelompok perlawanan ini akan merevisi strategi militernya dalam perang berikutnya, menggeser dari doktrin yang murni defensif menjadi sebagian defensif dan sebagian lainnya ofensif. Strategi Hizbullah pada dasarnya bersifat defensif namun memiliki kemampuan ofensif. Tampaknya gerakan ini akan memperkenalkan taktik baru dalam rangka memenuhi tujuan strategisnya secara lebih luas. Kemungkinan itu dapat terlihat dari ancaman Nasrallah untuk melancarkan “kejutan besar”.
Kebanyakan para pengamat secara keliru berpendapat bahwa kejutan Nasrallah itu berupa kepemilikannya atas misil anti pesawat yang akan digunakan untuk menghantam pesawat Israel yang melanggar batas wilayah udara Lebanon. Hizbullah sebelumnya sudah memiliki SA-7 dan mungkin juga telah mendapatkan versi terbaru SA-18 di 2002. Banyak laporan di 2008 menyebutkan tentang akuisisi Hizbullah atas sistem pertahanan udara canggih SA-8 yang dapat bergerak. Namun pendapat ini diragukan. Logikanya, Nasrallah telah berulang kali melakukan ancaman untuk menembak pesawat Israel maka ancaman tersebut tidak termasuk dalam elemen kejutan yang dimaksudkannya.
Maka teori yang masuk akal adalah bahwa kejutan Nasrallah itu berupa adopsi strategi dan taktik militer baru mereka: “Tentara musuh akan menyaksikan metode tempur yang belum pernah ada sebelumnya. Mereka akan menghadapi para pejuang yang pemberani, keras dan setia dalam medan tempur, sesuatu yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya sejak berdirinya negara mereka yang illegal.” Nasrallah menegaskan tantangan itu sebagai respon doktrin Dahiyeh yang digariskan Gadi Eizenkot, komandan utara militer Israel yang memformulasikan persamaan lama antara Beirut dan “Tel Aviv sebagai Dahiyeh untuk Tel Aviv”.
Taktik yang dipersiapkan Nasrallah dapat juga mencakup serangan kedalam wilayah Israel. Jurnalis kenamaan, Nicholas Blanford mengatakan,”Seorang komandan lokal di Lebanon Selatan pernah berkata bahwa Hizbullah telah bertempur dalam perang defensif di 2006, kedepan kami akan melakukan serangan ofensif dan akan benar-benar menjadi perang yang berbeda,” Seorang pejuang setempat mengatakan bahwa perang kedepan akan lebih banyak terjadi di Israel ketimbang di Lebanon. Dari pebagai komentar itu disimpulkan bahwa Hizbullah sedang mempersiapkan serangan komando ke Israel Utara.
Meskipun dapat dianggap sebagai bagian perang psikologis, namun tak pelak militer Israel sendiri melakukan persiapan menghadapi skenario tersebut dimana pasukan komando musuh menyusup perbatasan utara dan menyerang Israel.
Ancaman Nasrallah untuk “memberangkatkan ribuan pejuang terlatih dan bersenjata lengkap jika Israel melakukan serangan darat” mengindikasi bahwa Hizbullah mampu merubah pasukan cadangan mereka menjadi pasukan tempur yang professional. Sebuah laporan menyebutkan bahwa Hizbullah melakukan rekrutmen besar-besaran dan pelatihan selama berbulan-bulan setelah perang 2006.
Upaya yang tak kenal lelah Hizbullah untuk mempelajari kelemahan lawan telah membedakan eksistensi gerakan ini dari kekuatan manapun di kawasan ini yang pernah bertempur dengan Israel. Hizbullah telah melepaskan diri dari apa yang secara sinis disebut para orientalis sebagai “Arab minds” (daya pikir orang Arab yang rendah). Alih-alih, Hizbullah mampu mempenetrasi psikologi orang Israel dan cara berpikir militer mereka. Adapun faktor lainnya yang mendorong keberhasilan Hizbullah adalah proses evaluasi dan adaptasi berdasarkan kondisi dan kebutuhan riil, Hizbullah tidak terpaku kepada strategi militer yang kaku, sekalipun strategi tersebut pernah sukses di masa laku. Namun Hizbullah lebih memilih melakukan adaptasi terus menerus atas perubahan lingkungan politik dan militer. Kekuatan Hizbullah terletak kepada kemampuannya mengadopsi doktrin militer yang bersifat non doktrinal.
Ini berarti bahwa kelompok perlawanan ini akan merevisi strategi militernya dalam perang berikutnya, menggeser dari doktrin yang murni defensif menjadi sebagian defensif dan sebagian lainnya ofensif. Strategi Hizbullah pada dasarnya bersifat defensif namun memiliki kemampuan ofensif. Tampaknya gerakan ini akan memperkenalkan taktik baru dalam rangka memenuhi tujuan strategisnya secara lebih luas. Kemungkinan itu dapat terlihat dari ancaman Nasrallah untuk melancarkan “kejutan besar”.
Kebanyakan para pengamat secara keliru berpendapat bahwa kejutan Nasrallah itu berupa kepemilikannya atas misil anti pesawat yang akan digunakan untuk menghantam pesawat Israel yang melanggar batas wilayah udara Lebanon. Hizbullah sebelumnya sudah memiliki SA-7 dan mungkin juga telah mendapatkan versi terbaru SA-18 di 2002. Banyak laporan di 2008 menyebutkan tentang akuisisi Hizbullah atas sistem pertahanan udara canggih SA-8 yang dapat bergerak. Namun pendapat ini diragukan. Logikanya, Nasrallah telah berulang kali melakukan ancaman untuk menembak pesawat Israel maka ancaman tersebut tidak termasuk dalam elemen kejutan yang dimaksudkannya.
Maka teori yang masuk akal adalah bahwa kejutan Nasrallah itu berupa adopsi strategi dan taktik militer baru mereka: “Tentara musuh akan menyaksikan metode tempur yang belum pernah ada sebelumnya. Mereka akan menghadapi para pejuang yang pemberani, keras dan setia dalam medan tempur, sesuatu yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya sejak berdirinya negara mereka yang illegal.” Nasrallah menegaskan tantangan itu sebagai respon doktrin Dahiyeh yang digariskan Gadi Eizenkot, komandan utara militer Israel yang memformulasikan persamaan lama antara Beirut dan “Tel Aviv sebagai Dahiyeh untuk Tel Aviv”.
Taktik yang dipersiapkan Nasrallah dapat juga mencakup serangan kedalam wilayah Israel. Jurnalis kenamaan, Nicholas Blanford mengatakan,”Seorang komandan lokal di Lebanon Selatan pernah berkata bahwa Hizbullah telah bertempur dalam perang defensif di 2006, kedepan kami akan melakukan serangan ofensif dan akan benar-benar menjadi perang yang berbeda,” Seorang pejuang setempat mengatakan bahwa perang kedepan akan lebih banyak terjadi di Israel ketimbang di Lebanon. Dari pebagai komentar itu disimpulkan bahwa Hizbullah sedang mempersiapkan serangan komando ke Israel Utara.
Meskipun dapat dianggap sebagai bagian perang psikologis, namun tak pelak militer Israel sendiri melakukan persiapan menghadapi skenario tersebut dimana pasukan komando musuh menyusup perbatasan utara dan menyerang Israel.
Perang Terakhir
Apapun taktik yang diterapkannya, Hizbullah harus menjamin bahwa mereka akan memenuhi janji Nasrallah untuk melakukan serangan menentukan atas Israel. Seperti yang dijelaskan pemimpin Hizbullah di 2007, kejutan yang dia persiapkan untuk Israel berpotensi “merubah arah perang dan nasib kawasan” dan “mewujudkan kemenangan menentukan dalam sejarah”. Setahun kemudian, Nasrallah mengulang lagi perkataanya bahwa “Sejarah kami kedepan akan jelas dan sangat menentukan karena Hizbullah akan ”menghantam lima divisi yang akan ditempatkan Ehud Barak di Lebanon”. Akhir dari perang berikutnya seperti yang dijelaskan Nasrallah adalah kejatuhan akhir negara perampas sebagai akibat kekalahan Israel.
Penting untuk membedakan wacana pasca perang Nasrallah dengan tujuan obyektif yang digariskannya selama perang Juli-Agustus. Di 2006, gerakan ini tidak meletakkan landasan militer apapun kecuali mempertahankan Lebanon dari agresi Israel dan mencegah musuh menduduki wilayahnya. Dalam konteks ini, Hizbullah dapat menyatakan kemenangannya, setidaknya dalam pengertian pertempuran, dan memaksa musuh menarik mundur pasukannya.
Namun gerakan Hizbullah telah memasang target yang begitu tinggi dalam perang selanjutnya. Dengan mengumumkan tujuan barunya sebagai kemenangan strategis akan memiliki implikasi regional yang mendalam, Hizbullah harus menjamin akan mencapai kemenangan yang strategis dalam perang berikutnya dengan Israel. Kemenangan tersebut harus berakhir dengan diumumkannya perang terbuka antara kedua musuh itu terjadi dan berikutnya yang lebih penting berhasil menetralkan ancaman langgeng Israel atas kawasan tersebut. Jadi perangnya di masa depan melawan Israel harus menjadi perang terakhir untuk Hizbullah.
*peneliti tamu di Carnegie Middle East Center
4 Komentar
apapun yang terjadi atas Israel, Allah akan memenuhi janjinya bahwa Israel pastidapat dikalahkan oleh pasukan Allah baik yang terlihat maupun yang tak terlihat.
Posted on 6 September 2011 pukul 11.09
Hizbullah adalah pejuang melawan Israel
Posted on 14 Juni 2015 pukul 15.59
Keberhasilan perjuangan Hizbullah sudah teruji, komentar juga ya di blog saya www.goocap.com
Posted on 14 Juni 2015 pukul 15.59
PENDAFTARAN BELA NEGARA
KHILAFAH ISLAM AD DAULATUL ISLAMIYAH MELAYU
Untuk Wali Wali Allah dimana saja kalian berada
Sekarang keluarlah, Hunuslah Pedang dan Asahlah Tajam-Tajam
Api Jihad Fisabilillah Akhir Zaman telah kami kobarkan
Panji-Panji Perang Nabimu sudah kami kibarkan
Arasy KeagunganMu sudah bergetar Hebat Ya Allah,
Wahai Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang
hamba memohon kepadaMu keluarkan para Muqarrabin bersama kami
Allahumma a’izzal islam wal muslim wa adzillas syirka wal musyrikin wa dammir a’da aka a’da addin wa iradaka suui ‘alaihim yaa Robbal ‘alamin.
Wahai ALLAH muliakanlah islam dan Kaum Muslimin, hinakan dan rendahkanlah kesyirikan dan pelaku kemusyrikan dan hancurkanlah musuh-mu dan musuh agama-mu dengan keburukan wahai RABB
semesta alam.
Allahumma ‘adzdzibil kafarotalladzina yashudduna ‘ansabilika, wa yukadzdzibuna min rusulika wa yuqotiluna min awliyaika.
Wahai ALLAH berilah adzab…. wahai ALLAH berilah adzab…. wahai ALLAH berilah adzab…. orang-oramg kafir yang telah menghalang-halangi kami dari jalan-Mu, yang telah mendustakan-Mu dan telah membunuh Para Wali-Mu, Para Kekasih-Mu
Allahumma farriq jam’ahum wa syattit syamlahum wa zilzal aqdamahum wa bilkhusus min yahuud wa syarikatihim innaka ‘ala kulli syaiin qodir.
Wahai ALLAH pecah belahlah, hancur leburkanlah kelompok mereka, porak porandakanlah mereka dan goncangkanlah kedudukan mereka, goncangkanlah hati hati mereka terlebih khusus dari orang-orang yahudi dan sekutu-sekutu mereka. sesungguhnya ENGKAU Maha Berkuasa.
Allahumma shuril islam wal ikhwana wal mujahidina fii kulli makan yaa rabbal ‘alamin.
Wahai ALLAH tolonglah Islam dan saudara kami dan Para Mujahid dimana saja mereka berada wahai RABB Semesta Alam.
Aamiin Yaa Robbal ‘Alamin
Wahai Wali-wali Allah Kemarilah, Datanglah dan Berkujunglah dan bergabunglah bersama kami kami Ahlul Baitmu
Al Qur`an adalah manhaj (petunjuk jalan) bagi para Da`i yang menempuh jalan dien ini sampai hari kiamat, Kami akan bawa anda untuk mengikuti jejak langkah penghulu para rasul Muhammad SAW dan pemimpin semua umat manusia.
Hai kaumku ikutilah aku, aku akan menunjukan kepadamu jalan yang benar (QS. Al-Mu'min :38)
Wahai para Ikwan Akhir Zaman, Khilafah Islam sedang membutuhkan
para Mujahid Tangguh untuk persiapan tempur menjelang Tegaknya Khilafah yang dijanjikan.
Mari Bertempur dan Berjihad dalam Naungan Pemerintah Khilafah Islam, berpalinglah dari Nasionalisme (kemusyrikan)
Masukan Kode yang sesuai dengan Bakat Karunia Allah yang Antum miliki.
301. Pasukan Bendera Hitam
Batalion Pembunuh Thogut / Tokoh-tokoh Politik Musuh Islam
302. Pasukan Bendera Hitam Batalion Serbu
- ahli segala macam pertempuran
- ahli Membunuh secara cepat
- ahli Bela diri jarak dekat
- Ahli Perang Geriliya Kota dan Pegunungan
303. Pasukan Bendera Hitam Batalion Misi Pasukan Rahasia
- Ahli Pelakukan pengintaian Jarak Dekat / Jauh
- Ahli Pembuat BOM / Racun
- Ahli Sandera
- Ahli Sabotase
304. Pasukan Bendera Hitam
Batalion Elit Garda Tentara Khilafah Islam
305. Pasukan Bendera Hitam Batalion Pasukan Rahasia Cyber Death
- ahli linux kernel, bahasa C, Javascript
- Ahli Gelombang Mikro / Spektrum
- Ahli enkripsi cryptographi
- Ahli Satelit / Nuklir
- Ahli Pembuat infra merah / Radar
- Ahli Membuat Virus Death
- Ahli infiltrasi Sistem Pakar
email : angsahitam@inbox.com
masukan dalam email kode yang dikehendaki
misalnya 301 : (untuk batalion pembunuhh Thogut / tokoh-politik)
Disebarluaskan
MARKAS BESAR ANGKATAN PERANG
PASUKAN KOMANDO BENDERA HITAM
KHILAFAH ISLAM AD DAULATUL ISLAMIYAH MELAYU
Fata At Tamimi
singahitam@hmamail.com
Posted on 18 Agustus 2016 pukul 15.44
Posting Komentar
Silahkan mengisi komentar dan masukan yang konstruktif dibawah ini: