Apakah AS Sahabat Israel?

Diposting oleh Ahmad Dzakirin On 06.57

*Toni Karon

Pepatah lama Amerika, teman tidak membiarkan temannya menyetir dalam keadaan mabuk. Dengan tolak ukur itu, AS bukan sahabat Israel. Perilaku Israel telah membuat prospek perdamaian dengan negara dan masyarakat disekitarnya mati.

Seorang pemabuk akan menyerang temannya yang berkata jujur tentang dirinya. Perilaku itu tentu berbahaya bagi dirinya dan lainnya. Hal yang tidak boleh terus terjadi. 

Maka tidak heran jika para pemimpin Israel memukul muka Turki. Beberapa waktu lalu, Deputi Menlu secara sengaja mempermalukan duta besar Turki. Pangkalnya, Israel marah dengan penayangan drama TV yang menjelekkan citra Israel. Yang menyedihkan, Turki yang menjadi sahabat lama Israel mulai mengirimkan pesan -sekalipun tidak didengar AS maupun Eropa- bahwa sikap mereka akan sangat tergantung kepada sejauh mana Israel menjalankan kebijakan damainya.

Selama kepemimpinan Clinton, kebijakan AS condong ke Israel sekalipun mereka menyadari Israel adalah negara yang berkonflik karena perbatasannya bermasalah. Clinton dan Yitzhak Rabin paham sekali mengapa rakyat Palestina mengangkat senjata; bukan karena alasan agama atau benci kepada Yahudi namun karena mereka kehilangan tanah dan kebebasannya. Rakyat Palestina bangga melakukannya dan Israel tahu hal itu. 

Rabin juga percaya bahwa perdamaian dapat dicapai dengan mengembalikan beberapa tanah mereka dan menawarkan solusi yang adil. Clinton menunjukkan persahabatannya dengan membantu Israe melakukan yang terbaik dalam menyelesaikan konflik.

Namun Camp David gagal, intifada kedua pecah. Clinton diganti George Bush dan Rabin digantikan Ariel Sharon, musuhnya yang gigih menjadi PM.  Dia segera mengumumkan proses damai mati dan mematahkan intifada dengan aksi militer besar-besaran.

Serangan 9/11 menandai pergeseran kebijakan AS. Bush menjadikan Israel sebagai Negara Barat lainnya yang sedang diserang teroris dengan menjalankan ideologi nihilistis seperti lawannya. Bom bunuh diri Hamas dan Brigade Al Aqsha mengakhiri gagasan menekan Israel untuk membuat konsesi perdamaian. Kunci hubungan Palestina dan Israel kini berada dalam perspektif keamanan Israel. Israel diberi hak membom, memblokade dan mengepung rakyat Palestina atas nama perang melawan terror.

Tidak hanya Bush yang gagal menekan Israel, alih-alih dia memaksa Negara-negara Eropa melakukan hal yang sama. Mungkin mereka mengira dengan mendukung ‘perang anti teror’ Israel, mereka akan dapat meminta Washington untuk menekan Israel membuat konsesi “tanah untuk perdamaian” dengan Israel. 

Yang terjadi sebaliknya. Israel sesuka hati menekan Palestina, membangun dinding keamanan yang membebaskannya dari ancaman bom bunuh diri rakyat Palestina namun juga semakin jauh mencaplok tanah rakyat Palestina.

Israel tidak percaya jika rakyatnya membutuhkan damai demi kepentingan keamanan jangka panjang mereka. Hanya 40 persen rakyat Israel yang ingin adanya pembicaraaan damai dengan Palestina dan hanya separo yang percaya langkah itu dapat mewujudkan perdamaian. Sekalipun para pemimpinnya mengakui perlunya solusi dua negara namun rakyatnya saat ini puas dengan keadaan status quo. Hal yang tidak bisa diterima rakyat Palestina.   

Apapun kekejian yang dilakukan Israel sudah cukup membuktikan arogansi mereka. Israel kebal kritik dan tidak ada yang bisa membatasinya. Ketika Obama menyarankan Israel menghentikan pembangunan semua pemukimannya karena itu langkah terbaik, saran itupun diabaikan.  Israel tahu tidak ada presiden AS yang berani menghadapi tekanan domestik karena menekan Israel. 

Para pemimpin Israel khawatir Turki menjadi semakin Islamis. Kenyataannya sebenarnya Turki hanya menjadi sekutu dekat Israel yang hendak berkata jujur dengan mengecam penggunaan kekuatan yang berlebihan atas Gaza. Erdogan sendiri tidak mengikuti langkah Washington yang membatasi dirinya bernegosiasi dengan Iran maupun Hamas. Walhasil, Turki menjadi mediator penyelesaian konflik yang paling efektif mulai dari Gaza hingga Afghanistan. 

Jika Israel mau berpikir panjang maka perkembangan itu menjadi hal yang positif. Hanya Iranlah satu-satunya negara yang terbuka berani menantang sepak terjang Israel. Maka lebih baik bagi Israel dan AS tentunya mendukung insiatif Turki disaat negara-negara Barat diam. Karena esensi pesan Turki sejatinya sederhana: Israel perlu sembuh dari keadaan mabuknya.


* www.tonykaron.com. Artikel ini dimuat di The National.

0 Komentar

Posting Komentar

Silahkan mengisi komentar dan masukan yang konstruktif dibawah ini:

Inspiring Quote of The Day: Toleransi (al Samahah) secara terminologi adalah kemurahan hati, memberi tanpa balas. Dengan kata lain toleransi berarti keramahan dan kelemahlembutan dalam segala hal dan interaksi tanpa mengharap imbalan ataupun balas jasa. Toleransi merupakan karakter dasar Islam dan telah menjadi sifat praktis-realis umat di sepanjang sejarahnya yang agung" (Muhammad Imarah)

TITLE--HERE-HERE

Recent Post

Archive

Song of The Day


Mahir Zain - Sepanjang Hidup Mp3
Mp3-Codes.com

Arsip Blog

Penikmat Blog Ini

Komentar Anda:


ShoutMix chat widget