Sesaat setelah diangkat menjadi Presiden RI melalui TAP MPRS no.XXXIII/1967, Suharto melakukan beberapa terobosan penting yang menjadi titik tolak pengaruh strategis Indonesia di kawasan regional. Suharto melakukan normalisasi hubungan dengan Malaysia melalui UU no 5 tahun1966 dan disusul dengan pembentukan wadah regional yang bernama ASEAN, 8 Agustus 1967.
Pembentukan ASEAN sendiri secara simbolik menjadi jawaban bagi dunia Internasional bahwa Indonesia telah berhenti dari gagasan ekspor ideology revolusi. Indonesia pasca Konfrontasi lebih fokus pada pembangunan ekonomi dengan kiblat baru Barat.
Jadi, inisiasi ASEAN adalah strategi Suharto bagi penciptaan stabilitas domestik pasca kudeta PKI dan sekaligus berimbas kepada kunci stabilitas kawasan regional Asia Tenggara. Karena itu, dia memainkan peran kunci (primus interpares) dan menjadi pemimpin utama ASEAN. Peran ini pula yang diungkap oleh mantan Sekjen ASEAN, H. E. Rodolfo C Severino, bahwa Indonesia telah menjadi factor kunci eksistensi dan dinamika ASEAN disepanjang 40 tahun.
Suharto lebih jauh memperkenalkan konsep “Pancasila” yang terumuskan dalam prinsip “musyawarah untuk mufakat” (Consultation and Compromise) dan “ketahanan national” (national resilience) dalam konsep unik “ASEAN Way”. Konsep musyawarah untuk mufakat kemudian dikembangkan menjadi mekanisme pengambilan keputusan para pemimpin ASEAN. Sedangkan konsep regional resilience Suharto diintegrasikan didalam Bali Concord I, 1976 dan pasal 2 TAC (Treaty of Amity and Cooperation) yang menjadi prinsip dasar ASEAN. Menurut Buntarto Bandoro regional resilience ini menekankan keterkaitan erat antara stabilitas politik dan pembangunan ekonomi pada level nasional maupun regional.
Suharto bagi para pemimpin ASEAN lainnya adalah Big Brother yang didengar dan diperhatikan. Boleh jadi factor inilah yang menjadikan banyak pemimpin senior ASEAN seperti Lee Kwan Yee, Mahathir Muhammad dan lainnya mengunjunginya saat dia tergolek kritis di rumah sakit. Tidak kurang media nasional dan media besar seperti New Straits Times (Malaysia), Straits Times (Singapura) menjadikan kabar meninggalnya sebagai berita utama. Suharto adalah pemimpin kuat. Dia sukses mengkonsolidasikan modal kekuatan bangsa ini sehingga dihormati di kawasan ASEAN.
0 Komentar
Posting Komentar
Silahkan mengisi komentar dan masukan yang konstruktif dibawah ini: