*Ahmad Dzakirin
Sepekan lebih blokade ekonomi Israel atas wilayah Gaza mencapai titik kulminatif. Puluhan ribu warga Palestina menerobos tembok pembatas di Kota Rafah yang dibangun Israel pada 2004, setelah diledakkan terlebih dulu oleh Hamas untuk mencari makanan dan bahan bakar. Tembok Rafah adalah satu dari dua ‘safe passage’ (akses keluar) yang menghubungkan wilayah pendudukan Palestina dengan dunia internasional. (Kompas, 24/1).

Penjebolan tembok Rafah sendiri seharusnya membuka mata dunia tentang salah satu diantara sekian banyak tindakan tidak terpuji Israel atas bangsa Palestina. Dengan dalih melindungi keamanan pemukiman Yahudi di daerah pendudukan, Israel membangun tembok pembatas  sepanjang 703 km dengan ketinggian 8 meter yang yang mengitari kawasan pemukiman Arab di Tepi Barat. Tembok yang  dibangun didaerah jalur hijau (armistice line 1948) ini telah mengubah wilayah pendudukan menjadi penjara raksasa bagi rakyat Palestina.

Pembangunan tembok apartheid (mengingatkan politik rasialis rejim Afrika Selatan tahun 90-an) telah secara sistemik membunuh rakyat Palestina.  Pembangunan tembok rasial ini telah mengusir sekitar 138.593 warga Palestina yang bermukim di 38 desa dan kota kecil, memberangus 102,320 batang pohon sitrus dan olive dan menghancurkan 37 km saluran irigrasi. Warga Qalqilya, misalnya, setiap harinya harus memproleh ijin dari tentara Israel melintasi tembok untuk mengurus tanah pertaniannya dan mengambil air untuk kebutuhan sehari-hari karena lahan pertanian dan sumber air mereka berada di dalam tembok.

Disamping itu, menara-menara pengintai dari atas tembok telah menjadi  potret kehidupan sehari-hari daerah pendudukan yang penuh kengerian.  Sandra Jordan merekamnya dalam film dokumenter bertitel,”Gaza: the killing zone”, “Kehidupan di Gaza adalah lingkaran setan tembakan sniper, roket dan bulldozer Israel. Tak seorangpun  bakal selamat. Seorang anak kecil menjerit penuh kesakitan. Pecahan granat bersarang di mata, kaki, perut dan kakinya. Dia baru saja bemain dluar rumah saat helicopter Israel menembakkan missilnya ke arah mobil anggota Hamas. 10 menit kemudian  helicopter itu kembali dan menembakkan dua bom ke mobil yang dituju, menebarkan ribuan pecahan kecil logam tajam dalam radius yang cukup jauh dan anak kecil  itu adalah satu dari 47 korban”

“Mereka yang mencoba menghentikan kekerasan Israel harus membayar mahal. Rachel Corry, relawan AS misalnya mati dilindas bulldozer saat mencoba membuka mata dunia atas penderitaan rakyat Palestina. Tentara Israel dengan jelas melihat Corry saat mencoba menghalangi bulldozer yang hendak merobohkan rumah wanita janda.  Alih-alih berhenti, Buldozer melindasnya.

Sebulan kemudian, Tom Hurndall, fotografer Inggris ditembak tentara Israel saat mencoba menyelamatkan gadis berusia enam tahun yang terjebak dalam baku tembak. menyusul kamerawan, James Millerpun menemui ajal. Mereka mati karena kami terlalu percaya bahwa mereka adalah tentara yang beradab. Mereka sepenuhnya tahu bahwa kami tidak bersenjata dan membawa bendera putih, namun mereka tetap membunuhnya.”

Di akhir reportasenya, Sandra berujar jika Israel demikian mudah membunuh warga dari sahabat dan pendukung setia Israel, bagaimana mereka memperlakukan rakyat Palestina?

Penjebolan Rafah adalah kepedihan maksimum rakyat Palestina. Peristiwa itu tidak hanya menngambarkan tak terhentikannya aksi jumawa militer dan blockade Israel. Lebih dari itu,  menceminkan keadaan sebenarnya nasib sebuah bangsa yang terabaikan, sekalipun oleh sesama bangsa Arab. Mereka tidak percaya lagi diplomasi palsu, tidak merasakan kepedihan karena kepedihan telah menjadi nafas hidupnya demikian pula tidak takut mati karena secara fisik sebenarnya telah mati. Jika demikian, siapa yang menyemai benih kebencian, permusuhan dan lahirnya cikal bakal terorisme?  (24/1/08)

0 Komentar

Posting Komentar

Silahkan mengisi komentar dan masukan yang konstruktif dibawah ini:

Inspiring Quote of The Day: Toleransi (al Samahah) secara terminologi adalah kemurahan hati, memberi tanpa balas. Dengan kata lain toleransi berarti keramahan dan kelemahlembutan dalam segala hal dan interaksi tanpa mengharap imbalan ataupun balas jasa. Toleransi merupakan karakter dasar Islam dan telah menjadi sifat praktis-realis umat di sepanjang sejarahnya yang agung" (Muhammad Imarah)

TITLE--HERE-HERE

Recent Post

Archive

Song of The Day


Mahir Zain - Sepanjang Hidup Mp3
Mp3-Codes.com

Arsip Blog

Penikmat Blog Ini

Komentar Anda:


ShoutMix chat widget