*Ahmad Dzakirin
Dokumen rahasia yang dibocorkan Wikileaks baru-baru ini mengungkap kegusaran para diplomat Amerika atas kebijakan luar negeri yang dianggap semakin menjauh dari Barat. Kabel rahasia yang dibocorkan laman ini mencakup 250 ribu dokumen dan 8000 diantaranya berisi tentang perkembangan diplomatik yang sensitif antara Turki dengan Iran, Irak dan Israel. Ini menjadi dokumen terbesar kedua yang diungkap laman ini.
Dalam kabel rahasia ini diungkap pula personalitas para politisi Turki dengan gamblang. Mereka memprediksi bahwa pergeseran politik Negara itu ke Timur akan semakin diperkuat dengan penolakan Barat atas keikutsertaan Turki dalam keanggotaan Uni Eropa.
Para diplomat Amerika menggambarkan PM Tayyip Erdogan sebagai “Seorang Islamis yang tegas dan pecandu kerja yang perfeksionis” yang berupaya membentuk Negara Islam. Namun dia kurang pengetahuan dan lemah dalam membaca”.
Sedang Menlunya, Ahmed Davutoglu digambarkan sebagai salah seorang dari “Jaringan para penasehat politik yang sangat berpengaruh”. Lebih dari itu dia “Seorang neo Usmani yang berbahaya.”
Duta Besar Israel untuk Turki, Gabby Levy menyalahkan Erdogan atas merosotnya hubungan Turki-Israel dan menyebutnya sebagai “Seorang fundamentalis yang membenci kita karena alasan agama,” tutur dokumen tersebut.
Kabel rahasia diduga akan semakin memperburuk hubungan AS-Turki ditengah keinginan Turki menempuh kebijakan luar negerinya yang independen setelah sebelumnya lebih banyak tunduk kepada sekutu Barat.
Salah satu laporan mengungkapkan pidato ‘luar biasa’ yang dikatakan disampaikan Davutoglu di Sarajevo di 2009 dimana dia disebut mengataka bahwa “Balkan, Kaukasus, Timur Tengah semua pernah menjadi baik dibawah kekuasaan Usmani…namun Turki kini kembali, siap untuk memimpin dan bahkan mempersatukan …..Kita akan bangun kembali (Usmani) Balkan ini.”
Laporan yang sama menggambarkan “personifikasi neo Usmani di Timur Tengah dan Balkan” sebagai “langkah menuju masa lalu” dalam pandangan diplomat Amerika ini akan terhambat karena ambisinya utopis sedangkan sumber daya yang dimilikinya lemah. Namun Erdogan menyiasatinya dengan menggunakan orang-orang seperti Siladjcic, Mish’al ataupun Ahmadinejad yang akan dengan senang hati menyambut keinginan Turki.
Laporan itu juga mengeluhkan merosotnya kendali AS dalam hubungan bilateral dan dampaknya atas penggunaan pangkalan militer AS di Incirlik, yang berada di perbatasan Turki-Irak. Pangkalan ini digunakan bagi kepentingan operasi militer AS di Irak dan Afghanistan.
0 Komentar
Posting Komentar
Silahkan mengisi komentar dan masukan yang konstruktif dibawah ini: